Cari Blog Ini

Rabu, 18 Agustus 2010

DIRECT INSTRUCTION / MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (Part 2)

CONTOH RPP


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) 
Sekolah                   : SMA 
Mata Pelajaran         : Matematika 
Pokok Bahasan        : Barisan dan Deret 
Kelas / Semester       : XII / Genap 
Alokasi Waktu         : 15 menit

1.    Standar Kompetensi     :
·  Menggunakan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah.
2.    Kompetensi Dasar                    :
·  Menentukan suku ke-n barisan dan jumlah n suku deret aritmetika.
3.    Indikator                                  :
·  Menerapkan rumus suku ke-n dan jumlah n suku baris dan deret aritmetika.
4.    Tujuan Pembelajaran    :
·  Siswa dapat menerapkan rumus suku ke-n dan jumlah n suku baris dan deret aritmetika.
5.    Materi Pembelajaran                                         :  Konsep, skill.
6.    Metode dan Pendekatan Pembelajaran            : Metode ekspositori, tanya jawab, diskusi, dan pendekatan deduksi.
7.    Kegiatan Pembelajaran:
a.)        Kegiatan Awal
·               Guru memberikan salam dan melakukan presensi.
·               Apersepsi : mengingat kembali materi tentang barisan aritmetika.
·               Motivasi : Menyampaikan manfaat materi barisan dan deret aritmetika.
b.)        Kegiatan Inti
·         Guru menyampaikan materi yang akan dibahas yaitu deret aritmetika.
·         Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
·         Guru mendemonstrasikan materi dan mengajak siswa untuk berargumentasi melalui tanya jawab.
·         Guru beserta siswa menemukan rumus.
·         Guru memberikan soal latihan dan meminta siswa mengerjakannya secara berkelompok.
·         Guru membimbing dan menilai keaktifan siswa dalam kelompok.
·         Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menuliskan jawaban dan mempresentasikannya didepan kelas.
·         Guru mengevaluasi jawaban siswa.
·         Guru menanyakan pemahaman siswa dan memberikan penekanan berupa ulangan penjelasan materi.
·         Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang bagian yang belum paham.
·         Guru menjawab dan membahas lebih lanjut pertanyaan dari siswa.
c.)        Kegiatan Akhir
·         Guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
·         Guru memberikan tugas.
·         Guru menutup kegiatan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Joyce, Bruce, et al. 2000. Models of Teaching. USA : Allyn & Bacon.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Sulistiyaningsih, Rahayu. 2009. Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Langsung dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Bangun Ruang Sisi Lengkung pada Siswa Kelas IX Semester I SMP N 3 Boja Tahun 2008/2009. Skripsi IKIP PGRI Semarang.
Noormandiri, B.K. 2007. Matematika SMA Kelas XII IPA. Jakarta: Erlangga.
Herynugroho, dkk. 2009. Matematika SMA. Jakarta: Yudhistira.
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/model-pengajaran-langsung-direct.html

DIRECT INSTRUCTION (MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG)


B.  Alasan Memilih Model
Model pengajaran langsung ini dipilih agar dapat menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah, dan agar guru dapat menggunakannya untuk menilai tingkat pengetahuaan siswa. Selain itu, dengan model pembelajaran langsunng guru dapt memaksimalkan waktu belajar siswa dan mengembangkan kemndirian dalam mencapai dan mewujudkan tujuan pendidikan. Tindakan dalam pembelajaran langsung dirancang untuk membuat sebuah lingkungan pendidikan yang berorientasi akademik dan terstruktu serta mengharuskan siswa untuk teribat aktif saat pembelajaran.

C.  Karakteristik Model
1 . Sintaks Model
Model pengajaran langsung memiliki lima fase yaitu:
Fase 1: Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Guru mengkomunikasikan tujuan tersebut kepada siswa–siswanya melalui rangkuman rencana pembelajaran dengan cara menuliskannya di papan tulis atau membacakannya.
Guru berusaha menarik perhatian siswa, memusatkan perhatian siswa pada pokok pembicaraan, dan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimilikinya yang relevan dengan pokok bahasan yang dipelajari.
Fase 2: Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan
Guru mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan sejelas mungkin dan mengikuti langkah-langkah demonstrasi yang efektif.
Fase 3: Menyediakan latihan terbimbing
Guru menugasi siswa melakukan latihan singkat dan bermakna.
Fase 4: Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Melalui tanya jawab guru dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa. Kemudian guru memberikan umpan balik.
Fase 5: Memberikan kesempatan latihan mandiri
Memberikan latihan mandiri berupa pekerjaan rumah.
2 . Sistem Sosial
Di dalam pembelajaran langsung guru memberikan informasi secara setahap demi setahap dan merancang kegiatan sedemikian rupa. Adanya kegiatan tanya jawab akan memperlancar pembelajaran. 
3 . Prinsip Reaksi
@. Menjelaskan tujuan pembelajaran.
@. Memotivasi dan memusatkan perhatian siswa.
@. Mendemonstrasikan dan menyajikan informasi setahap demi setahap.
@. Merencanakan dan memberikan bimbingan pelatihan awal.
@. Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dan memberikan umpan balik.
@. Memberikan latihan mandiri berupa pekerjaan rumah.
@. Menyediakan pengetahuan mengenai hasil-hasil.
@. Membantu siswa mengandalkan diri mereka sendiri.
@. Melakukan penguatan.
4 . Sistem Pendukung
Sistem pendukung dalam model ini meliputi rangkaian pemberian tugas, media atau alat peraga seperti power point, Lembar Kerja Siswa.
5 . Dampak Instruksional dan Pengiring
Dampak instruksional :
#. Meningkatkan keterampilan dasar dan keterampilan akademik siswa.
# .   
Membangun minat dan menimbulkan rasa ingin tahu
#.     Merangsang siswa untuk berpikir cepat.
Dampak pengiring :
@. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis.
@. Meningkatkan kreativitas siswa.
@. Melalui kesuksesan dan respon balik positif, dapat memperkaya penghargaan diri siswa.

DIRECT INSTRUCTION (MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG)


A.  Gambaran Umum Model
Pengetahuan deklaratif merupakan pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Contoh pengetahuan deklaratif sederhana yaitu menghafal hukum atau rumus tertentu. Seringkali penggunaan pengetahuan prosedural memerlukan penguasaan pengetahuan prasyarat atau pengetahuan dasar yang berupa pengetahuaan deklaratif.
Model pengajaran langsung (Direct Instruction) merupakan salah satu model pengajaran yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah ( Kardi dan Nur, 2000: 5 ).
Apabila guru menggunakan model pengajaran langsung ini, guru mempunyai tanggung jawab untuk mengudentifikasi tujuan pembelajaran dan tanggung jawab yang besar terhadap penstrukturan isi/materi atau keterampilan, menjelaskan kepada siswa, pemodelan/mendemonstrasikan yang dikombinasikan dengan latihan, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep atau keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik.
Dalam Direct Instruction dibutuhkan keaktifan, kelihaian, keterampilan dan kreativitas guru tanpa menghilangkan peran serta siswa sebagai subjek didik. Model ini berpusat pada guru. Akan tetapi, sistem pengelolahan pembelajaran yang dilakukan guru harus menjamin keterlibatan siswa terutama melalui memperhatikan, mendengarkan dan tanya jawab.
Menurut Kardi (1993 : 3) pembelajaran langsung dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktek dan kerja kelompok. Model ini menerapkan teacher centered, jika terdapat hal-hal yang menyimpang maka guru perlu melakukan : (1) Memberi siswa nasehat, (2) Menjalin komunikasi yang baik dan selalu kontak mata dengan siswa sebagai tanda perhatian guru kepada siswa, (3) Menjelaskan dan mengingatkan prosedur dengan benar, (4) Menerapkan konsekuensi jika ada yang melanggar.

THE POWER OF TWO (KEKUATAN DUA ORANG)


Strategi ini digunakan untuk meningkatkan pembelajaran dan menegaskan manfaat sinergis (dua kepala lebih baik dari pada satu).

LANGKAH-LANGKAH:
1.) Ajukan satu atau beberapa pertayaan yang memerlukan perenungan dan pemikiran.
2.) Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut secara individual.
3.) Setelah semua menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, aturlah siswa menjadi sejumlah pasanga dan perintahkan mereka untuk berbagi jawaban satu sama lain.
4.) Perintahkan setiap pasangan untuk membuat jawaban baru untuk tiap pertanyaan dan memperbaiki jawaban individual mereka.
5.) Bila semua pasangan telah menuliskan jawaban baru, bandingkan jawaban dari tiap pasangan dengan pasangan yang lain di dalam kelas.
Catatan:
@. Minta seluruh siswa untuk memilih jawaban terbaik.
@. Berikan pertanyaan khusus keepada pasangan tertentu, sehingga tiap pasangan menjawab pertanyaan yang berbeda.
 


SUMBER :
Zain, Hisyam, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD

INDEX CARD MATCH (MENCARI PASANGAN)


Strategi ini untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun, materi baru tetap bias diajarkan dengan catatan siswa diberi tugas mempelajari topic yang akan dibahas terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan.

LANGKAH-LANGKAH:
1.) Buat potongan-potongan kertas sejumlah siswa yang ada dalam kelas.
2.) Bagi jumlah kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.
3.) Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada setengah bagian kertas yang telah disisipkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.
4.) Pada separo kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.
5.) Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.
6.) Beri setiap siswa satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separo siswa akan mendapatkan soal dan separo yang lain akan mendapat jawaban.
7.) Mintalah siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, minta mereka untu duduk berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.
8.) Setelah semua menemukan pasangan dan duduk berdekatan, minta setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yag diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan yang lain.
9.) Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan. 

SUMBER :
Zain, Hisyam, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD
 

ACTIVE KNOWLEDGE SHARING (SALING TUKAR PENGETAHUAN)


Strategi ini digunakan untuk melihat tingkat kemampuan siswa dan untuk membentuk kerjasama tim.

LANGKAH-LANGKAH :
1.) Buatlah pertanyaan yang berkaitan dengan pelajaran yang akan diajarkan. Pertanyaan dapat berupa: definisi suatu istilah, berbentuk multiple choice, mengidentifikasi seseorang, melengkapi kalimat, dan sebagainya.
2.) Siswa diminta untuk menjawab sebaik-baiknya.
3.) Mintalah semua siswa untuk berkeliling mencari teman yang dapat membantu menjawab pertanyaan yang tidak diketahui/diragukan jawabannya. Tekankan pada mereka untuk saling membantu.
4.) Mintalah siswa untuk kembali ke tempat duduk mereka, kemudian periksalah jawaban mereka. Jawablah pertanyaan yang tdak dapat dijawab oleh siswa. Gunakan jawaban yang muncul sebagai jembatan untuk mengenalkan topic yang penting di kelas.

SUMBER :
Zain, Hisyam, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD